JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Tangkal Hoaks untuk Pemilu Damai”.
Seminar ini diselenggarakan pada hari Selasa, 30 Januari 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bapak Abdul Qadir Audah, S.T., M.B.A., yang merupakan owner Radio Dakwah Syariah (RDS FM), serta Bapak Rosnendya Yudha Wiguna, S.H., sebagai Kadiv Budaya Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Sukoharjo.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyampaikan bahwa hoaks seringkali menjadi problema tersendiri. Apabila hoaks masuk kepada masyarakat yang terliterasi dengan baik, hoaks tidak akan memengaruhi apapun. Namun, jika masyarakat yang kurang terliterasi mendapatkan hoaks, mereka bisa mudah terprovokasi. Beliau juga menyebutkan bahwa pemilu akan berjalan damai jika ruang digital kita terbebas dari hoaks. Saat ini, banyak hoaks hadir berupa video-video pendek dengan durasi kurang dari dua menit, sehingga lebih mudah menarik minat masyarakat. Sebagai penutup, beliau mengingatkan bahwa salah satu bahayanya hoaks berupa informasi yang salah yaitu dapat mengubah persepsi masyarakat mengenai pemilu.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Baca juga:
Iwan Fals: Perubahan Bukan Pergantian
|
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Abdul Qadir Audah, S.T., M.B.A. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan bahwa untuk menghadirkan pemilu yang damai, butuh adanya literasi digital yang mumpuni bagi seluruh stakeholder yang terlibat, untuk dapat menyaring informasi yang ada di sekitar kita. Beliau juga menambahkan bahwa hoaks yang berkeliaran terkait kepentingan pemilu tahun ini memiliki sebaran yang luar biasa. Menurutnya hoaks muncul karena sumber informasi yang resmi tidak mampu menghadirkan informasi yang benar dan jelas.
Bapak Rosnendya Yudha Wiguna, S.H., menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa pemilu perlu dijaga kedamaiannya, supaya kita bisa menjadi terpilihnya pemimpin-pemimpin yang baik, salah satu langkahnya yaitu dengan dengan menangkal hoaks. Salah satu cara untuk menangkal hoaks yang disarankan oleh Bapak Rosnendya yaitu dengan mencermati situs-situs resmi yang terlah terverifikasi kebenarannya jika kita mendapatkan suatu informasi atau berita. “Jika ada hoaks dan kita biarkan informasi tersebut tersebar luas, bisa menjadi sangat berbahaya. Sebagai gantinya, kita bisa hadirkan informasi-informasi yang lebih tepat dengan sumber jelas, termasuk dari lembaga-lembaga yang bisa dikonfirmasi kebenarannya”, pesan Pak Rosnendya kepada para peserta sebagai penutup.
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat empat pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.(red.Resky)